KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Berbendera Malaysia, Selamatkan Potensi Kerugian Rp19,9 Miliar
Tesla Model Y terbaru. (Dok. Tesla)

JAKARTA – Persaingan sengit di pasar mobil listrik China kian memanas. Sebuah survei terbaru dari UBS menunjukkan pergeseran mengejutkan dalam preferensi konsumen. Tesla, yang dulunya dianggap sebagai pemimpin teknologi, kini harus mengakui keunggulan dua pemain lokal: BYD dan pendatang baru yang agresif,  

Menurut tim analis UBS yang dipimpin oleh Joseph Spak, preferensi konsumen China terhadap Tesla sebagai merek mobil listrik pilihan utama merosot tajam menjadi hanya 14 persen. Angka ini turun signifikan dari 18 persen pada tahun sebelumnya, menempatkan Tesla di belakang BYD dan  Xiaomi.

"Di China, kami melihat persaingan yang sangat ketat dan Tesla tidak lagi dipandang sebagai pemimpin teknologi," tulis catatan penelitian UBS tersebut, dilansir dari CnEVPost, Rabu, 28 Mei,

Survei ini juga mengungkapkan bahwa konsumen China secara umum lebih memilih merek domestik dibandingkan Tesla, meskipun Tesla masih lebih unggul dari merek asing lainnya.

Data penjualan ritel Tesla di China pada kuartal pertama tahun ini menunjukkan angka 134.607 unit, naik tipis 1,65 persen secara tahunan, namun turun drastis 31,64 persen dibandingkan kuartal keempat tahun 2024. Penjualan di China menyumbang 40 persen dari total pengiriman global Tesla yang mencapai 336.681 unit pada kuartal yang sama. Sementara itu, selama periode Januari hingga April 2025, penjualan ritel Tesla di pasar domestik China tercatat sebanyak 163.338 unit, turun 0,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pangsa pasar mobil listrik baterai (BEV) Tesla di China juga menyusut menjadi 7,96 persen pada periode Januari-April, dibandingkan 11,44 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, catatan UBS juga menyoroti tantangan yang dihadapi Tesla di pasar Amerika Serikat dan Eropa. Di AS, UBS melihat adanya "kejenuhan Tesla" dengan pangsa BEV sekitar 48 persen, ditambah dengan lini produk yang terbatas dan masalah keterjangkauan. Sementara di Eropa, keterlibatan politik CEO Tesla, Elon Musk, diduga turut mempengaruhi citra merek.

Secara global, minat konsumen untuk mempertimbangkan Tesla turun menjadi 36 persen dari 39 persen tahun lalu. Sebagai pilihan utama mobil listrik, pangsa Tesla juga menurun menjadi 18 persen dari 22 persen. Di AS, Tesla sebagai pilihan utama turun dari 38 persen menjadi 29 persen, dan di Eropa merosot dari 20 persen menjadi 15 persen. Bahkan, di Eropa, merek seperti Audi dan BMW kini melampaui Tesla dalam hal pertimbangan mere