Kementerian Perdagangan mendorong produk lokal laris manis di pasaran, melalui gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37. Ada target besar dalam acara itu.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan
Saat pembukaan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memasang target cukup wah. Tercipta transaksi senilai US$10 miliar, atau setara Rp150 triliun (kurs Rp15.000/US$).
Target yang dicanangkan Mendag Zulhas itu naik 40 persen ketimbang realisasi transaksi perdagangan di TEI 36 pasa 2021 sebesar US$6,06 miliar.
"Kami optimis mencapai target transaksi US$10 miliar," ucap Mendag Zulhas di Kemendag, Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Segala pameran produk hingga temu bisnis yang dikukuhkan oleh Kementerian Perdagangan itu akan menjadi titik balik perdagangan kala pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah dengan menampilkan sejumlah produk dalam negeri, dengan tujuan meningkatkan kinerja ekspor.
"TEI 37 akan menjadi titik balik geliat ekonomi dan global kala pandemi Covid-19. Ini akan memberi kenyamanan bagi pengunjung dengan berbagai produk berkualitas," tuturnya.
Sebagai informasi, TEI 37 ini nantinya akan digelar pada 19-23 Oktober 2022 secara luring. Selain itu, pameran secara daring juga akan dilaksanakan pada 19 Oktober hingga 19 Desember 2022.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi, mengungkap target pengunjung dan eksibitor produk.
Dalam rinciannya, dia menargetkan 1000 eksibitor, 66 ribu pengunjung dan pembeli dari mancanegara.
"Dengan menampilkan produk potensial, kami melakukan serangkaian sosialisasi dan penjaringan peserta, baik online maupun offline, menggandeng kementerian atau lembaga, dinas perdagangan, dan asosiasi pelaku usaha," ucap Didi.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga ingin Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia ikut terlibat dalam ekspor sejumlah barang andalan.
Jerry menyampaikan, ada lima produk andalan ekspor dari Indonesia, seperti batu bara, minyak sawit, besi baja, kendaraan, hingga produk alas kaki. Dia memandang salah satu dari produk andalan itu bisa ditambah dengan produk dari UMKM.
Kelima produk tadi memiliki nilai jual dengan cakupan pangsa pasar yang bisa memenuhi pasar global. Mulai dari batu bara sebesar 18,09%, minyak sawit 11,35%, besi baja 10,86%, kendaraan 3,72%, dan alas kaki sejumlah 2,97%. Nilai tersebut mengacu pada capaian Juni 2022.
Selain itu, Jerry juga menambahkan, ekspor nonmigas mengalami surplus sebesar 24,5% dibandingkan Juni 2021 silam. Secara nominal, angkanya mencapai USD 26,58 miliar.
Oleh sebab itu, Jerry meminta agar pelaku UMKM ikut melirik sektor ekspor guna mendorong pertumbuhan ekonomi, terlebih dengan banyaknya pasar rumah tangga.