Pemerintah memastikan tidak akan menanggung bengkaknya biaya proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), atau cost overrun.
Kereta api cepat
Sejauh ini pemerintah hanya akan berkontribusi kepada pembangunan infrastrukturnya saja.
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo mengatakan, sebelumnya memang ada permintaan agar pemerintah ikut menanggung biaya cost overrun tadi.
Namun, menurutnya, pemerintah hanya fokus membiayai pembangunannya. "Sebetulnya teman-teman dari Kementerian Keuangan baru membahas yang merupakan bagian kewajiban kita untuk berkontribusi dalam pembangunan, bukan cost overrun," kata dia, dalam video conference, Selasa (26/7/ 2022).
Ia mengungkapkan, saat ini, pemerintah masih terus membahas masalah cost overrun yang ada di proyek kereta cepat tersebut.
Wahyu menegaskan pemerintah berkomitmen untuk mendukung agar kereta cepat Jakarta-Bandung ini bisa beroperasi pada 2023.
"Untuk cost overrun lagi dibahas dan saya enggak tahu apakah ini juga nanti akan dibahas oleh Bapak Presiden, tapi kami yakin komitmen dari Pemerintah Indonesia bahwa kereta cepat ini harus segera bisa dioperasikan mudah-mudahan di tahun depan," ungkapnya.
Sejauh ini, ia menambahkan, proyek kereta cepat masih berlangsung untuk pengerjaan stasiun-stasiunnya. Dalam peninjauan yang dilakukan pemerintah, Wahyu menyebut, sebagian besar pembangunan untuk infrastruktur kereta cepat tersebut juga sudah diselesaikan.
"Jadi memang kereta cepat kalau kita lihat sudah ini juga pernah kami tinjau, kita sudah pernah lihat memang sudah sebagian besar selesai kalau konstruksinya dan yang mungkin sedang dikerjakan adalah yang di deponya, stasiun-stasiun juga sudah mulai dikerjakan," pungkas dia.
Biaya pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebelumnya dilaporkan mengalami kenaikan kebutuhan anggaran sebesar USD1,9 miliar.
Pembengkakan biaya (cost overrun) ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kenaikan biaya pengadaan lahan.
Menurut estimasi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), penyebab cost overrun dari proyek ini antara lain biaya rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) sekitar USD0,6 miliar sampai USD1,6 miliar, pembebasan lahan USD0,3 miliar, financing cost USD0,2 miliar, head office dan praoperasi USD0,2 miliar, dan biaya lainnya USD0,05 miliar.