Ekonomi Indonesia mampu bertahan menghadapi berbagai ancaman eksternal seperti pancemi covid-19, geopolitik dan berbagai hal lain.
Kepala Grup Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Wira Kusuma
Salah satu bukti ekonomi Indonesia mampu bertahan adalah kenaikan angka cadangan devisa.
Kepala Grup Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Wira Kusuma menjelaskan, berbagai negara di belahan dunia tengah menghadapi ancaman perlambatan ekonomi. Indonesia pun juga ada risiko.
Namun dengan berbagai indikator yang ada memperlihatkan bahwa ekonomi Indonesia mampu bertahan.
Wira mencatat, salah satu indikator yang bisa digunakan adalah cadangan devisa.
Saat ini, cadangan devisa Indonesia tercatat USD136,4 miliar pada akhir Juni 2022. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2022 sebesar USD 135,6 miliar.
"Cadangan devisa ini di atas standar IMF yang sekitar 3 bulan ke depan. Jadi, dalam hal ini (ekonomi) relatif cukup kuat," ujar Wira, dikutip Selasa (27/7/2022).
Wira merinci, Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Adapun, perkembangan posisi cadangan devisa pada Mei 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, pajak dan jasa, serta kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Selain cadangan devisa, stabilitas sistem keuangan domestik tetap terjaga hingga dipenghujung kuartal II-2022. Hal ini ditunjukkan dengan perbaikan fungsi intermediasi domestik di tengah pemulihan perekonomian nasional yang terus berjalan seiring kembali pulihnya mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Tercatat, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan pada Mei 2022 masih tetap tinggi sebesar 24,67 persen. Kemudian, Rasio kredit bermasalah (Nonperforming loan/NPL) perbankan pada Mei 2022 terjaga sebesar 3,04 persen (bruto).
Selain itu, kredit yang disalurkan perbankan pada Juni 2022 juga tumbuh sebesar 10,66 persen secara tahunan. "Jadi, kita melihat perbaikan ekonomi dalam tren baik," tutupnya