Harga uang kripto masih saja babak belur sejak beberapa bulan terakhir. Tanda-tanda zaman kripto bakal berakhir?
Uang kripto
Mayoritas menurun hingga menyentuh zona terendah.
Seperti bitcoin turun pada 18 Juni lalu. Harga kripto tersebut anjlok 6,53 persen menjadi US$19.106, terendah sejak Desember 2020.
Ada juga aset kripto terra (LUNA) yang dibekukan oleh manajemen dalam perdagangan di blockchain karena harganya menurun drastis.
Direktur Analis PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut penurunan harga kripto disebabkan oleh spekulasi kenaikan suku bunga yang ditetapkan teh Fed akibat inflasi yang tinggi.
Kondisi ini akan mengakibatkan resesi di negara-negara maju dan membuat dolar AS semakin menguat. Penguatan dolar kemudian akan berpengaruh pada valuta asing dan aset kripto.
"Bank sentral AS menaikkan suku bunga, dolar menguat, di situ lah aset kripto itu berguguran," ujar Ibrahim, dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (19/7/2022).
Selain kenaikan suku bunga, penurunan harga kripto juga disebut dipengaruhi oleh Elon Musk. Bos Tesla itu disebut identik dengan kripto sehingga ketika saat ini ia bermasalah dengan Twitter maka turut mempengaruhi kripto.
"(Elon) katanya mau mengakuisisi Twitter, kemudian nyatanya tidak mengakuisisi, sekarang bermasalah. Ini menjadi gonjang ganjing terhadap aset kripto. Aset kripto tidak punya lagi brand ambasadornya, dulu kan Elon Musk," ujar Ibrahim.
Ibrahim mengatakan, harga kripto masih akan berfluktuasi hingga September 2022 jika bank sentral global masih menaikkan suku bunga.
Senada, Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan kripto tertekan oleh pengetatan the Fed yang membuat dolar AS mengalami penguatan. Namun, penurunan kripto semakin diperburuk karena kepercayaan investor menurun setelah melihat kegagalan Terra USD (UST).
"Penurunan tajam belakangan ini disebabkan oleh kekuatiran dan jatuhnya kepercayaan atau sentimen investor setelah kegagalan pada coin mapan seperti Terra (UST)," ujar Lukman.