Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat memimpikan Indonesia menjadi negara yang maju ekonominya. Atau negara industri.
Ekonom Senior Prof Didik J Rachbini
Ekonom senior Prof Didik J Rachbini merasa pesimis Indonesia bisa menjadi negara industri. Alasannya cukup menohok.
Yang realistis sajalah, modal pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk menjadi negara maju atau industri, tak cukup.
Dalam diskusi bertajuk Ketahanan Indonesia di Tengah Ancaman Krisis, Jakarta, dikutip Selasa (19/7/2022), Rektor Universitas Paramadina ini, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam satu dekade ini, tak beranjak jauh dari level 5 persen.
"Dengan pertumbuhan ekonomi hampir satu dekade, seperti saat ini (5 persen), maka harapan Indonesia melakukan lompatan menjadi negara industri, menjadi sulit. Bahkan tidak akan terwujud," ungkapnya.
Bagaimana dengan bonus demografi? Mantan Anggota DPR asal PAN asal Madura ini, menyayangkan. Pemerintah menyiaakan momentum bonus demografi, yang hanya datang sekali dalam sejarah suatu bangsa.
"Bonus demografi hilang, di mana stagnasi pendapagan menengah bawah akan menyimpan masalah besar, porsi kemiskinan penduduk akan cukup besar. Hal itu akan menjadi masalah dalam stabilitas sosial," paparnya.
Dia bilang, Indonesia saat ini menjadi negara yang lembek dan mudah 'sakit'. Pendapatgan per kapita cuma naik-turun di level 4 ribu dolar AS. Sementara, Korea Selatan yang setara pada 1970-an awal, sudah terbang dengan pendapatan per kapita 33 ribu dolar AS, dan Malaysia 12 ribu dolar AS per kapita.
"Indonesia yang sakit sangat sulit melompat dari negara berpendapatgan menengah, menjadi negara berpendapatan tinggi. Atau melewati batas 10 ribu dolar AS per kapita.
Dalam pemerintahan saat ini, ekonomi mandeg di sini. Hampir 10 tahun, pendatapan per kapita kita hanya 4 ribu dolar AS, karena kepemimpinan dan kebijakan kita tidak memadai dan lemah.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah telah memulai transformasi ekonomi besar-besaran. Merubah jati diri Indonesia menjadi negara industri.
Dia meyakini transformasi ini pasti tidak akan menyenangkan pihak-pihak yang gemar impor. "Kita harus menjadi negara ekonomi kuat dan mandiri, karena itu juga kita telah memulai proses transformasi ekonomi secara besar-besaran, mengubah jati diri sebagai negara pengekspor bahan mentah menjadi negara industri," ujar Jokowi, Sabtu (26/3/2022).
Dia ingin Indonesia menjelma menjadi negara industri yang tangguh dan berwawasan lingkungan. Sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan yang besar. Jokowi meyebut transformasi ekonomi ini akan menganggu negara lain yang selama ini menjadikan Indonesia pasar yang menguntungkan.
"Ini (transformasi ekonomi) tentu tidak menyenangkan bagi yang suka impor-impor karena semuanya dibuat di Indonesia," katanya.