Kapan BI Kerek Suku Bunga Acuan, Ekonom Terbelah

Kalangan pengamat berbeda pandangan terkait momentum Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan.

Kapan BI Kerek Suku Bunga Acuan, Ekonom Terbelah

Bank Indonesia

Wowsiap.com - Kalangan pengamat berbeda pandangan terkait momentum Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan.

Pengamat ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menilai,  Bank Indonesia (BI) tidak perlu terburu-buru untuk menaikkan suku bunga acuan karena depresiasi rupiah masih bisa diatasi dengan cadangan devisa.

"BI belum mau menaikkan suku bunganya, karena kalau yang dikhawatirkan, misalnya stabilitas nilai tukar rupiah yang dipengaruhi oleh capital flow, tampaknya kemarin tekanannya tidak terlalu besar, sehingga bisa diperangi dengan cadangan devisa," kata Faisal melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin (11/7/2022).

Dia mengingatkan, BI perlu melihat kondisi kedepan, sehingga kalau rupiah tekanannya begitu besar dan cadangan devisa cepat terkuras, mungkin sudah perlu menaikkan suku bunga.

Kalaupun dinaikkan saya rasa tidak perlu ada kejutan besar sampai diatas 25 bps, pelan-pelan saja," jelasnya.

Menurut Faisal BI juga harus mengkalkulasi dampak lanjutan terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama kalau suku bunga naik.

"Dampaknya adalah penyaluran kredit perbankan ke sektor riil jadi lebih mahal jadi kredit untuk mendapatkan pendanaan para pelaku usaha di Indonesia lebih mahal, lalu pertumbuhan kita juga akan mengalami perlambatan," katanya.

Dari sisi fiskal, Faisal menambahkan pemerintah juga telah menambah alokasi subsidi untuk energi seperti Pertalite, elpiji 3 kilogram dan tarif listrik untuk meredam potensi inflasi.

Beda pandangan, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyarankan BI segera mengerek suku bunga acuan minimal 25 basis poin, untuk mencegah investor asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN).

"Untuk mengimbangi spread imbal hasil Surat Berharga Negara dengan US Treasury (obligasi pemerintah AS) yang terpengaruh oleh kenaikan suku bunga The Fed," kata Bhima, Jumat (8/7/2022).

Bhima mengatakan, langkah yang perlu dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 20-21 Juli nanti ini juga bertujuan untuk mengendalikan laju inflasi yang mulai naik dan menstabilkan nilai tukar rupiah.

Ia pun memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga dua hingga tiga kali sepanjang sisa tahun ini, dengan mempertimbangkan kondisi global.

"BI akan menaikkan suku bunga, dua hingga tiga kali sepanjang semester dua tahun 2022," ujar Bhima.

Bank indonesia ekonom suku bunga acuan