Pemerintah tertarik membangun kereta semi cepat rute Jakarta-Surabaya. Kali ini investor Jepang yang terpilih, bukan China.
Kereta semi cepat Jepang
Nasib proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, mendapat titik terang. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendapatkan komitmen Jepang untuk menggarap salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.
Menhub Budi mengungkapkan, progres terakhir pembangunan proyek kereta semi cepat tersebut yaitu penyampaian konsep pada Februari 2022 yang hingga saat ini masih difinalisasi sebelum akhirnya memasuki tahap feasibility study (FS).
"FS itu berarti kita akan mengukur cermat kondisi lapangan dan bagaimana terase yang dilakukan itu butuh kurang lebih 1 tahun. Kita harap bisa berjalan, apabila bisa maka Jakarta Surabaya bisa ditempuh kurang dari 6 jam," katanya saat konferensi pers virtual, dikutip Kamis (23/6/2022).
Meski begitu, dia belum bisa membeberkan total anggaran dan investasi yang akan digelontorkan Jepang untuk pembangunan proyek tersebut. Sebab, perhitungan anggaran baru bisa dilakukan setelah tahapan FS rampung.
Budi menjelaskan, Kereta Api Semi Cepat adalah suatu upaya realignment terhadap jalur kereta yang sudah ada. Artinya, pemerintah akan membuat lintasan-lintasan yang lebih datar, tidak rumit, praktis, dan lebih lurus dari Jakarta ke Surabaya.
"Kita akan membuat satu (lintasan) elevated pada kota tertentu, katakanlah di Cirebon, Pekalongan. Kota-kota itu kita lakukan elevated, sehingga lintasan sebidang itu akan bisa diatasi," jelasnya.
Lebih lanjut, Menhub menjelaskan nantinya pembangunan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya secara resmi akan menggunakan 800 lintasan sebidang. Adapun proyek ini akan dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap pertama Jakarta-Semarang, lalu Semarang-Surabaya.
"Kita berharap dalam waktu 1 tahun, atau maksimal 2 tahun kita finalisasi mengenai FS, artinya kita lakukan detail realignment terhadap kereta api itu, waktu pelaksanaanya 2-4 tahun," tandasnya.
Soal jumlah investasi proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya, Menhub enggan memberikan keterangan yang detail. Pihaknya bersama Pemerintah Jepang masih fokus pada tahapan FS tersebut. Serta upaya mensterilkan sekitar 800 pintu perlintasan sebidang di sepanjang jalur kereta ini. "Kalau bicara biaya, baru akan kita ketahui pasti pada saat selesai dilakukan FS," pungkasnya.
Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ke China. Sebab, Jepang dikabarkan sempat mundur dari pengerjaan proyek tersebut.
Kereta Cepat Jakarta-Surabaya merupakan lanjutan dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang saat ini dikerjakan Indonesia dan China. Tawaran proyek ini ke China terungkap usai pertemuan Luhut dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Danau Toba pada 12 Januari 2021.
"Presiden Jokowi sudah menyampaikan ke Perdana Menteri Xi Jinping agar China dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut," kata Luhut dalam keterangan tertulis.