Para Menteri Ekonomi ASEAN Sepakati Sejumlah Hal

Para menteri ekonomi dari 10 negara ASEAN mengedepankan kesatuan pemahaman. Selain itu juga cara pandang untuk semua isu yang dibahas.

Para Menteri Ekonomi ASEAN Sepakati Sejumlah Hal

Para Menteri Ekonomi ASEAN tengah melakukan pembahasan dalam AEM Special Meeting di Jimbaran, Bali. (Dok. Kemendag)

Wowsiap.com - Para menteri ekonomi dari 10 negara ASEAN mengedepankan kesatuan pemahaman. Selain itu juga cara pandang untuk semua isu yang dibahas.

“Mulai dari evaluasi hasil dari KTT Khusus Amerika Serikat (AS)-ASEAN minggu lalu, menganalisis situasi ekonomi dunia, kondisi, tantangan dan prioritas pembangunan masing-masing negara,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di Jimbaran, Bali, Rabu (18/5).

Hal itu disampaikannya dalam Pertemuan Khusus Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM Special Meeting). Pertemuan fisik dalam format retreat tersebut dipimpin oleh Mendag, yang juga merupakan inisiator acara.

Selama lebih dari tiga jam, pertemuan tersebut dilakukan dalam suasana dialog yang bebas dan informal. Menurutnya, para menteri ekonomi tersebut juga sepakat untuk memperlancar rantai pasokan antarnegara ASEAN.

“Serta memastikan semakin terintegrasinya perekonomian ASEAN, terhadap rantai pasok dunia,” ujarnya. Pertemuan khusus tersebut juga membahas proposal kerja sama yang diajukan kawasan ekonomi lainnya.

Antara lain seperti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), yang didorong AS. Kemudian, Strategy on IPEF yang didorong Uni Eropa. Selain itu adalah ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF), yang merupakan komitmen bersama ASEAN dalam memulihkan perekonomian kawasan. 

“Demikian juga evaluasi atas relevansi dan efektivitas dari berbagai aspek, yang selama ini menjadi keunikan, keistimewaan dan kekuatan ASEAN. Seperti yang selama ini dikenal dengan the ASEAN Way, yang terdiri dari kesatuan ASEAN (unity), sentralitas ASEAN (centrality) dan komunitas (community) ASEAN,” tandasnya.

Memberdayakan
Selain itu, pembahasan juga mencakup penilaian bersama atas the ASEAN Charter, serta perlunya untuk lebih memberdayakan Sekretariat ASEAN. Dikatakan, suasana pertemuan yang bebas dan informal, menciptakan kebersamaan dan kepercayaan antarnegara anggota ASEAN.

“Kami mengapresiasi Mendag Lutfi yang telah membuatnya sedemikian rupa,” tegas Deputy Secretary-General of ASEAN for ASEAN Economic Community Satvinder Singh. Dalam kesempatan itu, Mendag juga menyampaikan optimismenya bahwa perekonomian ASEAN akan kembali ke kondisi sebelum pandemi.

“Kami optimistis, perekonomian ASEAN akan kembali ke kondisi sebelum pandemi. Yakni dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan mencapai 4,9 persen pada 2022 dan 5,2 persen pada 2023,” ucapnya.

Meski demikian, lanjutnya, ASEAN harus siap dan waspada terhadap berbagai dinamika global yang dapat berkembang di masa depan. Sehingga, implementasi dari ACRF perlu dipercepat.

Selain itu, Mendag menyampaikan pentingnya mempercepat implementasi secara penuh dan efektif dari persetujuan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Dimana hal itu sebagai kontributor pemulihan ekonomi dari pandemi. 

Pertemuan ini juga memberi arahan terkait isu-isu perubahan iklim dan menjadi wujud upaya komitmen Paris Agreement Under the United Nations Framework Convention on Climate Change. “Indonesia menekankan komitmennya untuk segera mengimplementasikan RCEP dan menyambut baik soliditas ASEAN,” jelasnya.

Hambatan
Khususnya dalam menghadapi berbagai isu regional dan global yang berkembang saat ini. Salah satunya, kebijakan terkait lingkungan yang dikeluarkan secara unilateral yang berpotensi menjadi hambatan perdagangan.

“Sehingga ASEAN perlu mencari langkah kolektif agar agenda terkait lingkungan dan ekonomi dapat berjalan secara berkesinambungan,” tukasnya. Para Menteri Ekonomi ASEAN juga menyampaikan pentingnya sentralitas ASEAN, dalam membangun arsitektur kawasan yang lebih luas. 

Hal itu menanggapi keinginan Amerika Serikat dan Uni Eropa, untuk meningkatkan kerja sama dengan kawasan Indo–Pasifik. Mendag menegaskan kembali, apa yang sudah diserukan Presiden Joko Widodo dalam KTT AS-ASEAN minggu lalu.

“Yaitu mengenai pentingnya menjadikan dokumen ASEAN Outlook on Indo–Pacific (AOIP), sebagai acuan kerja sama ASEAN ke depan. AOIP adalah sikap resmi ASEAN untuk membuka seluas-luasnya peluang kerjasama perekonomian dengan kawasan manapun selama dilakukan dengan terbuka dan inklusif,” jelasnya.

Sebab, sudah menjadi karakter utama ASEAN, yang selalu mendorong kolaborasi yang bermanfaat dibandingkan persaingan yang sehat. Apalagi rivalitas, yang ujungnya hanya mempertajam perbedaan dan membuka potensi konflik. 

AEM ASEAN Mendag ekonomi pandemi