
Wowsiap.com - Tugu Lima atau Tugu Habibie yang berada di Ciwaru Desa Sinarjaya, Kecamatan Bungbulang, Garut, Jawa Barat menyimpan cerita misteri.
Tugu tersebut dibangun untuk mengenang lima mahasiswa Seni Rupa ITB Bandung yang meninggal terseret ombak pada tahun 2000 lalu. Jenazah mereka tidak pernah ditemukan sampai hari ini.
Tugu yang berada tepat di bibir pantai Rancabuaya ini terdapat prasasti yang bertuliskan nama-nama korban dan juga tanggal lahir mereka.
Menurut saksi hidup yang ditemui belum lama ini mengungkapkan bahwa mereka sebelumnya sudah diperingatkan agar tidak berenang di laut itu, namun mereka yang berjumlah tujuh orang tidak mengindahkan apa yang disampaikan warga disana.
'Saya bilang jangan berenang kesana (laut) cuaca anginnya kencang ombaknya kencang jangan berenang,' ungkap Komar sambil mengingat peristiwa itu. Komar menambahkan kalau mereka mengatakan sudah biasa berenang.
Dari ketujuh yang berenang disana hanya dua orang yang bisa diselamatkan sementara lima korban lainnya tidak ditemukan.
Menurut cerita beberapa warga disana, saat kejadian itu Presiden RI ke-3 BJ Habibie dan para keluarga serta pejabat mendatangi lokasi tempat hilangnya kelima mahasisa ITB Bandung itu. Dari cerita warga bahwa kehadiran itu Habibie menjelaskan bahwa ada kerabatnya yang turut jadi korban di laut pantai selatan itu.
'Keluarganya, pak Habibie, turun dilapangan pake pesawat (helikopter). Mereka mengeluh kenapa gak ada orang (menolong). Semua pejabat rame, pada mencari, nelayan mencari, hanya dua yang dapat ditolong selamat, yang lima tenggelam,' ungkap Tosin salah satu warga yang tidak jauh tinggalnya dari tempat kejadian.
Namun, warga lainnya bernama Yati menceritakan saat kejadian ada pesawat mencari dan meneropong di lokasi kejadian, namun mereka hanya melihat kemunculan lima ikan besar.
'Dicari pake pesawat diteropong ktanya melihat lima ikan besar muncul. Gak tau ikan apa. Memang setiap kejadian dulu juga pernah ada yang hilang orang bandung dua orang tenggelang gak ditemukan juga muncul ikan besar dua,' ujar Yati.
Sementa menurut saksi hidup, Komar mengatakan bahwa kelima mahasiswa itu telah diambil jin penunggu laut selatan, yakni Nyi Roro Kidul.
'Orang Bandung jangan sekali-kali berenang disini, jangan! saya benar cerita ini, jangan coba-coba berenang bahaya,' ucap Komar.
Terlepas dari cerita mitos yang telah dismapaikan beberapa warga, seorang spiritualis, Ki Sambung Roso justru mengungkapkan dari sisi mata batin penerawangan. Ia mengatakan hal berbeda bahwa kelima korban tidak diambil oleh Ratu Pantai Selatan.
'Kalau saya melihat disini mereka tida dibawa oleh Nyi Roro Kidul. Tapi menurut penglihatan sasmita gaib yang ada pada saya menyampaikan ada siluman buaya disana yang bisa saja terganggu dengan mereka lalu membawanya,' kata Ki Sambung Roso.
Ia pun menambahkah kalau kelima mahasiswa yang berenang disana tidak mengindahkan atau mendengarkan larangan warga yang sudah memperingati mereka.
'Ada pesan yang tidak sampai disana, mungkin saat itu ombak dan angin saat itu lagi kencang sehingga jangan berenang disana. Akhirnya ya kejadian seperti itu,' ucapnya.
Ki Sambung Roso pun berpesan ketika berada dimana saja baik itu di laut atau di gunung sejatinya haruslah memiliki etika yang baik.
'Kita inikan hidup di dua alam yang berbeda, dimanapun itu etika kita harus dijaga. Mungkin saja mereka yang tidak terlihat itu tidak senang karena prilaku kita sehingga mereka mensabotase dan menghilangkan kita,' ujarnya.