
Wowsiap.com - Invasi Rusia ke Ukraina, berimbas pada kenaikan harga bahan baku pada industri makanan dan minuman serta tekstil yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, pelaku usaha diminta melaksanakan imbauan pemerintah untuk menggunakan bahan baku produksi dari dalam negeri.
“Serta mengapresiasi sikap pelaku usaha yang lebih memilih opsi untuk menekan margin, ketimbang menaikkan harga produk,” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Senin (7/3).
Menurutnya, hal itu juga dapat mencegah kenaikan harga pangan dan sandang yang terlalu ekstrem. Sehingga berpotensi mengganggu daya beli masyarakat. Karenanya, dia meminta pemerintah dapat memberikan solusi kepada pelaku usaha.
“Khususnya yang produksinya bergantung pada bahan baku ekspor. Yakni dengan melakukan intervensi, agar pelaku usaha tidak mengalami kerugian dalam bidang usahanya,” ujar dia.
Terutama pelaku usaha yang memanfaatkan hasil ekspor dari Ukraina. Antara lain seperti kapas dan gandum. Hal itu dikarenakan Ukraina merupakan negara pengekspor gandum kedua terbesar ke Indonesia setelah Australia.
“Pemerintah juga harus tetap mengikuti perkembangan dan meng-update kondisi terakhir antara Rusia dan Ukraina. Sehingga impor bisa dikontrol dan stok bahan baku untuk kebutuhan pasar dalam negeri, bisa terjaga,” tandasnya.
Akan tetapi pemerintah juga diharapkan mempersiapkan sejumlah skenario. Khususnya bila kondisi tidak memungkinkan untuk tetap mengimpor sejumlah bahan baku dari negara yang sedang mengalami konflik tersebut.
“Pemerintah perlu mempersiapkan strategi dan alternatif bahan baku dari negara lain, yang kualitasnya hampir sama dengan kualitas bahan baku dari Ukraina. Ataupun mencari alternatif pemenuhan bahan baku dari negara yang tidak bersengketa,” tegasnya.
Yakni dengan melakukan hubungan dagang baik secara bilateral maupun multilateral. Hal itu guna memenuhi kebutuhan bahan baku produksi dalam negeri.