
Wowsiap.com - KTT G20 tak boleh ditunggangi oleh kepentingan geopolitik negara manapun. Terlebih, Indonesia secara resmi sudah mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menghadiri KTT G20 di Bali.
“Karena kehadiran Presiden Rusia di KTT G20 Indonesia, akan memberikan arti khusus terhadap perlunya menempatkan G20 sebagai pemberi manfaat bagi semua anggota,” kata Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat melakukan pertemuan virtual dengan Wakil Ketua Duma Rusia Saraliev Shamsail Yunusovich, Sabtu (30/4).
Dikatakan, KTT kali ini akan diselenggarakan dalam masa presidensi Indonesia yang bersahabat dengan semua negara anggota G20. Selain itu diadakan di negara pencetus dan pendiri Gerakan Non-Blok.
“Karena itu kami tidak ingin KTT ini ditunggangi untuk kepentingan geopolitik negara mana pun yang menyimpangi agenda G20. Politik sanksi dan pemboikotan tidak mencerminkan kematangan dalam tata krama diplomasi internasional,” ujarnya.
Dia kembali menegaskan bahwa DPD RI tidak ingin melihat G20 ditunggangi atau dipolitisir. Sehingga melenceng keluar dari visi dan misi aslinya ketika didirikan oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara anggota.
“Indonesia merupakan bangsa yang cinta damai dan saya berharap KTT G20 nanti menjadi momentum untuk saling berjabat tangan. Jadi bukan momentum untuk saling sikut-sikutan,” tandasnya.
Dia menambahkan, ingin agar dalam G20 bersama menggulirkan perdamaian. LaNyalla berharap, Saraliev dapat meneruskan informasi tersebut untuk diketahui oleh semua unsur pimpinan Duma Negara dan juga Ketua Dewan Federasi Rusia.
“Kemudian diteruskan juga kepada Presiden Putin, agar bisa datang ke Indonesia tanpa merasa terganggu oleh pengaruh apa pun. Terdapat sangat banyak peluang bisnis, perdagangan dan investasi di seluruh provinsi di Indonesia, yang bisa dijajaki Rusia di Indonesia,” tegasnya
Terbuka
Dikatakan, semua peluang itu terbuka untuk para pelaku ekonomi dari Rusia. Melalui Saraliev dan segenap pimpinan Duma Negara Rusia, LaNyalla menitipkan pesan kepada investor-investor di Rusia agar datang berbisnis di Indonesia.
“DPD RI akan mendukung usaha seperti itu. Peluang bisnis dan investasi di 34 provinsi kami sangat banyak di berbagai sektor,” ucapnya.
Apalagi, peta ekonomi dunia pun tidak akan sama lagi. Kini saatnya Rusia melihat lebih dalam lagi dan memperluas kerja sama ekonomi dengan semua provinsi di Indonesia.
“Termasuk di bidang energi dan sumber daya mineral, kemaritiman, pembangunan infrastruktur, industri manufaktur, pertanian modern, industri kesehatan, pengembangan teknologi industri dan lain sebagainya,” imbuh LaNyalla.
Sedangkan Saraliev menyatakan, akan menyebarluaskan hasil pembicaraannya dengan LaNyalla kepada kolega-koleganya. “Saya sependapat jika G20 tempat berjabat tangan, bukan untuk sikut-sikutan. Amerika menggunakan cara provokatif atas kehadiran Rusia. Tapi kami percaya Indonesia akan mengambil keputusan bijaksana,” tutur Saraliev.
Soal peluang bisnis dan investasi, Saraliev mengaku dalam waktu tak terlalu lama akan membawa serta kelompok kecil pengusaha untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. “Tentu untuk menjalin kerja sama di berbagai sektor di Indonesia,” imbuh Saraliev.