KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Berbendera Malaysia, Selamatkan Potensi Kerugian Rp19,9 Miliar
Wowsiap.com – Facebook raksasa media sosial dikabarkan akan berganti nama pekan depan. Rencana pergantian nama, para ahli memberi ulasan, meskipun berganti nama, perusahaan itu tidak akan lepas dari pengawasan regulator dan publik tentang bahayanya media

Para Pakar Komentari Rencana Facebook Berganti Nama Demi Pencitraan

Wowsiap.com – Facebook raksasa media sosial dikabarkan akan berganti nama pekan depan. Rencana pergantian nama, para ahli memberi ulasan, meskipun berganti nama, perusahaan itu tidak akan lepas dari pengawasan regulator dan publik tentang bahayanya media sosial.

Dikutip dari The Verge, beberapa waktu lalu melaporkan Facebook berencana mencitrakan ulang perusaaahan mereka. Sementara itu Reuters pada kamis (21/10/2021), facebook menolak berkomentar tentang rencana mereka berganti nama.

“Legislator dan politikus cukup pintar untuk tidak dibodohi oleh pencitraan ulang,” jelas analis internet di Atlantic Equitie James Cordwell dikutip dari Antara, Kamis (21/10/2021).

Sementra itu, kepala urusan merk di Prophet, Marisa Mulvihil mengamati bergantinya nama adalah strategi yang efektif untuk anak perusaahan demi bisa mempertahankan reputasi mereka.

Tapi media dan regulator “tidak akan berhenti menyelidiki hanya karena pencitraan ulang,” ujar Marisa

The Verge menuliskan bahwa nama induk perusaaahan akan merefleksikan Facebook sebagai ‘metaverse’. Nama baru itu juga diyakini sebagai salah satu cara agar WhatApp, salah satu produk Facebook yang popular, tidak terganggu anggapan publik soal Facebook. Hal itu juga berlaku untuk oculus, perangkat virtual reality buatan mereka.

Meskipun berganti nama, Facebook akan tetap menghadapi tekanan yang sama menurut para ahli.

“Saya rasa berganti nama tidak akan membantu Facebook mengatasi pengawasan regulator atau keraguan, jika bukan ketidakpercayaan, secara umum dari public,” kata pakar dari Pentagram Natasha Jen.

Facebook saat ini tengah menjadi sorotan regulator setelah seorang mantan karyawan membocorkan ribuan dokumen internal. PUR