KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Berbendera Malaysia, Selamatkan Potensi Kerugian Rp19,9 Miliar
Minyak dunia naik

Wowsiap.com - Harga minyak naik 1,5 persen, setelah mencapai level terendah enam bulan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB, 18/8/2022).

Pemicunya, terjadi penarikan stok minyak mentah AS yang lebih curam dari perkiraan melebihi kekhawatiran atas peningkatan produksi dan ekspor Rusia serta kekhawatiran resesi.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober terangkat 1,31 dolar AS atau 1,42 persen, menjadi menetap di 93,65 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Pada awal perdagangan, kekhawatiran resesi telah menekan harga Brent jatuh ke level terendah sejak Februari di 91,51 dolar AS.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September bertambah 1,58 dolar AS atau 1,8 persen, menjadi ditutup pada 88,11 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Stok minyak mentah AS turun 7,1 juta barel dalam seminggu hingga 12 Agustus menjadi 425 juta barel, data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan, dibandingkan dengan perkiraan para analis untuk penurunan 275.000 barel dalam jajak pendapat Reuters.

Ekspor minyak mentah AS mencapai 5 juta barel per hari, rekor tertinggi, data EIA menunjukkan, karena WTI telah diperdagangkan dengan diskon tajam terhadap Brent, membuat pembelian minyak mentah AS lebih menarik bagi pembeli asing.

Sebagai tanda permintaan yang kuat, stok bensin turun 4,6 juta barel, jauh lebih tinggi dari perkiraan 1,1 juta barel.

"Itus diperkirakan menjadi laporan yang bersahabat dan cukup banyak di seluruh papan. Beberapa kekhawatiran kehancuran permintaan yang dialami pasar tampaknya sedikit berkurang," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures.

American Petroleum Institute (API) pada Selasa (16/8/2022) menandai penarikan 448.000 barel dalam stok minyak mentah dan 4,5 juta barel dalam persediaan bensin, menurut sumber.

Harga minyak telah melonjak pada tahun 2022, mendekati level tertinggi sepanjang masa di 147 dolar AS per barel pada Maret setelah invasi Rusia ke Ukraina.