KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Berbendera Malaysia, Selamatkan Potensi Kerugian Rp19,9 Miliar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat melantik pergantian antar waktu (PAW) anggota MPR RI Siti Nurizka Puteri Jaya. (Bagian Pemberitaan MPR RI)

Wowsiap.com - Semua pihak diingatkan untuk tetap waspada menghadapi situasi dan kondisi perekonomian yang masih penuh tantangan. Terlebih, data Badan Pusat Statistik menunjukkan inflasi hingga April 2022 mencapai 2,15 persen.

“Angka tersebut meningkat hampir empat kali lipat dibanding inflasi periode yang sama pada tahun sebelumnya. Yang mana hanya mencapai 0,58 persen,” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Jakarta, Selasa (17/5).

Hal itu disampaikannya saat melantik pergantian antar waktu (PAW) anggota MPR RI yang juga anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Siti Nurizka Puteri Jaya. Menurutnya, kenaikan inflasi tersebut salah satunya dipicu kenaikan komoditas energi dan bahan makanan.

“Yang mana masing-masing mencapai 3,91 persen dan 4,01 persen. Inflasi ibarat lubang hitam yang siap menelan kesejahteraan,” ujarnya.

Inflasi yang tinggi juga menjadikan nilai uang yang dihasilkan dengan susah payah oleh para pekerja, tidak lagi berarti, karena ketika dibelanjakan nilainya merosot meskipun secara nominal bertambah.

“Sebagai negara yang ditopang kekuatan konsumsi yang berkontribusi pada 54,4 persen dalam PDB, Indonesia membutuhkan pengendalian inflasi yang baik untuk memastikan pertumbuhan ekonomi secara optimal,” tandasnya.

Gejolak Global
Dikatakan, upaya mengendalikan inflasi akan terus dibayangi gejolak global. Belum meredanya konflik di Ukraina, serta diikuti gejolak komoditas energi, pangan dan mineral global, memberikan tekanan lebih besar pada perekonomian global. 

“Sebagai negara net importir migas, Indonesia perlu berhati-hati, terutama di triwulan keempat. Yakni ketika negara-negara utara menghadapi musim dingin, sehingga terjadi peningkatan permintaan komoditas energi, khususnya minyak dan gas alam,” tegasnya.

Peningkatan harga migas, juga akan memicu kenaikan harga komoditas turunan seperti batubara, CPO dan lain-lain. Oleh karena itu, semua pihak dapat memetik pelajaran yang sangat berharga dari pandemi Covid-19 dan krisis global lainnya.

“Bahwa krisis senantiasa berwajah ganda. Di balik kegelapan dan penderitaan yang ditimbulkan, krisis juga menunjukan cahaya kekuatan umat manusia,” ucapnya.

Selain itu, krisis bisa membantu mengenali kesejatian dan pencapaian pembangunan. Seberapa kuat ketahanan nasional, seberapa tinggi mutu peradaban, serta seberapa dalam pembudayaan nilai Pacasila. 

“Dengan kata lain, sabuk pengamanan ketahanan nasional bersumber dari kemampuan kita merawat nilai-nilai Pancasila di jantung masyarakat. Sedangkan titik kerawanan nasional ditimbulkan oleh tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam hampir seluruh ranah pembangunan,” tukasnya.